Selama beberapa tahun terakhir, istilah "paylater" makin sering terdengar di telinga kita. Dari e-commerce hingga layanan digital, fitur ini menjadi solusi pembayaran yang menjanjikan kemudahan.
Apa Itu Paylater?
Sebelum jauh membahas dampaknya, mari kita pahami dulu apa itu "paylater". Secara sederhana, paylater adalah metode pembayaran yang memungkinkan kita untuk membeli barang atau layanan sekarang, lalu membayarnya nanti — bisa dalam tempo harian, mingguan, hingga bulanan.
Konsep ini mirip kartu kredit, tapi sering kali tanpa perlu kartu fisik atau proses pengajuan yang ribet. Contohnya, ketika kamu belanja di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee, kamu bisa memilih opsi "bayar nanti" lewat penyedia paylater seperti GoPayLater, Kredivo, atau Akulaku.
Dalam hitungan detik, barang bisa langsung dikirim, dan kamu tinggal bayar sesuai waktu yang dijanjikan.
Fenomena Paylater dalam Dunia Bisnis
Fenomena paylater bukan sekadar tren sesaat. Ia berkembang menjadi gaya hidup baru, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z.
Gaya konsumsi masyarakat kini makin bergeser: dari menabung dulu baru beli, menjadi beli dulu, bayar belakangan. Perubahan ini memberi efek domino ke berbagai sektor, termasuk bisnis konvensional. Misalnya:
- Retail fisik yang dulu mengandalkan pembayaran tunai atau debit, kini harus mulai mempertimbangkan integrasi metode paylater agar tak ditinggalkan pelanggan.
- Jasa konvensional seperti bengkel, klinik kecantikan, hingga rumah makan kelas menengah mulai merasakan tekanan karena pelanggan lebih suka tempat yang menawarkan opsi bayar fleksibel.
Kelebihan Paylater
Kenapa paylater bisa begitu populer? Ini beberapa keunggulan yang bikin banyak orang tergiur:
- Kemudahan Akses: Daftar dan aktifkan fitur paylater biasanya cukup lewat aplikasi, tanpa perlu datang ke kantor atau menyerahkan dokumen fisik.
- Proses Cepat: Tidak seperti kartu kredit yang proses approval-nya lama, paylater hanya butuh hitungan menit.
- Mendukung Gaya Hidup Instan: Cocok untuk pengguna yang ingin beli barang saat itu juga tapi belum cukup dana.
- Tersedia di Banyak Platform: Mulai dari marketplace, ojek online, tiket pesawat, hotel, bahkan langganan streaming.
- Promo Menarik: Diskon, cashback, hingga cicilan 0% sering ditawarkan untuk pengguna paylater baru.
Kekurangan Paylater
Namun, seperti dua sisi mata uang, paylater juga punya kekurangan:
- Bunga dan Denda Tinggi: Jika terlambat bayar, bunga dan dendanya bisa sangat besar dan cepat menumpuk.
- Bikin Kalap Belanja: Karena kemudahan bayar belakangan, banyak pengguna jadi konsumtif dan belanja di luar kemampuan.
- Risiko Gagal Bayar: Jika tidak dikelola dengan bijak, pengguna bisa terjebak utang yang menumpuk.
- Data Pribadi Rentan: Penggunaan aplikasi pihak ketiga bisa membuka peluang kebocoran data jika tidak diatur dengan baik.
- Tidak Cocok untuk Semua Orang: Terutama yang belum punya kontrol keuangan yang kuat.
Bisnis Konvensional, Siapkah Beradaptasi?
Bagi pelaku bisnis konvensional, fenomena ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, memberikan peluang untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Di sisi lain, membutuhkan adaptasi yang tidak mudah. Berikut beberapa cara bisnis konvensional bisa menyesuaikan diri:
- Menggandeng Fintech Paylater: Banyak perusahaan fintech kini terbuka untuk kolaborasi dengan UMKM dan bisnis lokal. Misalnya, Tokko, Midtrans, Xendit, dan lainnya.
- Digitalisasi Sistem Pembayaran: Mulai dari EDC hingga integrasi payment gateway dengan sistem POS.
- Edukasi Pelanggan: Beri pemahaman kepada pelanggan tentang cara aman menggunakan paylater agar tidak terjebak utang.
- Kelola Arus Kas Lebih Ketat: Karena pembayaran dari paylater bisa delay, bisnis harus punya cashflow yang kuat.
- Berinovasi dalam Promosi: Gunakan fleksibilitas paylater sebagai daya tarik dalam promosi, seperti “Beli Sekarang Bayar Bulan Depan Tanpa Bunga.”
Siapa Saja yang Menyediakan Sistem Pembayaran Paylater?
Banyak pihak kini sudah menyediakan sistem pembayaran paylater, mulai dari marketplace, aplikasi transportasi, hingga platform keuangan:
- E-Commerce: Tokopedia (GoPayLater), Shopee (SPayLater), Lazada (Akulaku)
- Transportasi Online: Gojek (GoPayLater), Grab (PayLater by Grab)
- Fintech Khusus Paylater: Kredivo, Akulaku, Indodana, Home Credit
- Retailer Fisik: Erajaya, Electronic City, dan berbagai toko yang bekerja sama dengan penyedia paylater
- Perjalanan dan Hiburan: Traveloka, Tiket.com, bahkan bioskop tertentu sudah mulai mengadopsi fitur paylater
Tips Menggunakan Paylater dengan Bijak
Agar paylater bisa menjadi solusi dan bukan masalah, berikut tips yang bisa kamu terapkan:
- Gunakan Hanya Saat Mendesak: Misalnya saat butuh dana darurat untuk beli barang penting seperti obat atau tiket perjalanan.
- Hitung Kemampuan Bayar: Pastikan kamu bisa melunasi tagihan sesuai jatuh tempo.
- Pilih Cicilan Tanpa Bunga: Jika memungkinkan, cari promo cicilan 0% agar tidak menumpuk beban bunga.
- Pantau Tagihan Secara Berkala: Cek aplikasi secara rutin agar tidak lupa bayar.
- Jangan Gunakan Lebih dari Satu Paylater: Memiliki banyak akun paylater bisa bikin kamu sulit mengontrol pengeluaran.
- Jangan Gunakan untuk Gaya Hidup: Hindari pakai paylater untuk hal-hal konsumtif seperti beli baju branded atau nongkrong mahal.
- Cek Reputasi Penyedia Layanan: Pilih aplikasi paylater yang legal dan terdaftar di OJK.
Penutup
Paylater bisa menjadi teman atau musuh, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Buat konsumen, ini adalah alat bantu finansial yang praktis.
Buat pelaku bisnis, terutama yang konvensional, ini adalah peluang untuk tumbuh — asal mau beradaptasi.
Fenomena paylater adalah sinyal bahwa dunia keuangan semakin dinamis. Yang dulu hanya bisa diakses segelintir orang, kini bisa dinikmati siapa saja.
Maka, daripada menolak perubahan, lebih baik kita pelajari, adaptasi, dan manfaatkan sebaik mungkin. Semoga artikel ini bisa jadi pencerahan, ya!
Kalau kamu punya pengalaman unik soal pakai paylater atau menjalankan bisnis yang mulai mengadopsi metode ini, yuk share di kolom komentar!
#Paylater #BisnisKonvensional #KeuanganDigital #TipsFinansial #TeknologiKeuangan
ada plus minus pakai paylater, asal bisa manage dan bijak penggunaannya yaa
BalasHapusBenar, kak.
Hapus